Sunday, June 12, 2011

Pingin eksis?

Sejak masih kecil, ada sebagian diri saya yang selalu merindukan eksistensi, pingin terkenal, pingin nampang. Itu lah kenapa dulu, sebelum tahu bahwa saya nggak berbakat olahraga - terutama olahraga berbola -, saya kepingin pintar main bulutangkis, semata-mata karena jaman saya kecil adalah masa-masa kebanggaan perbulutangkisan kita, para atlet ditonton dan dipuja di tv. Saya juga dulu pingin bisa nyanyi, supaya eksis dan nampang seperti Maisy dan Cindy Cenora, bisa dilihat orang banyak. Sekali lagi, terhalang oleh bakat yang minimal di bidang tarik suara.

Beranjak besar, keinginan untuk eksis dan nampang terkadang masih sering ada. Dan suatu hari, saya mengalami yang kata orang katakan sebagai: be careful of what you wish for.

Bayangkan betapa kagetnya saya waktu suatu hari sedang naik motor, melewati D3 Ekonomi UGM, dan melihat ini:
Jaw dropped. OMG.
Ada muka saya besar, sedang pegang toak. Perlu ditambahkan, saya nggak sedang dalam pose cantik dan menjual, faktanya kan waktu itu saya lagi bintitaaaaan, huks huks. Tapi intinya, ada muka saya besar, di spanduk besar di pinggir jalan. Tiba-tiba saya pingin tenggelam.

Grebeg Kewirausahaan, acara yang saya "iklankan" di spanduk ini adalah tugas akhir kelas Kewirausahaan di kampus saya, yang biasanya diadakan bareng kelas D3. Saya ikut kelas ini dua semester lalu, dan itu adalah foto saya waktu lagi asik berdagang puding tempe di acara itu, bisa dibaca di sini.

Besoknya, bu kostnya pacar saya tanya, "Eh itu mbak Farrah ya yang ada di spanduk D3 ekonomi?". Pacar saya ngejekin saya dengan sebutan artis spanduk. Katanya, "Eh kamu jangan tidur malem2. kan harus fresh supaya besok bisa bagi-bagi tanda tangan artis spanduk." Teman-teman pada heboh komentar aja, di twitter dan kalau ketemu langsung. Kata salah satu temen saya Ian, "Eh, udah liat belum foto nude nya Blake Lively? Masih kalah fierce sih sama foto spanduk D3, tapi hot juga lho.." *jedog2 kepala*

Oh, menjadi eksis itu tidak semenyenangkan itu, kawan.

Sunday, June 5, 2011

Mendadak Belitung

Ada yang masih ingat film Yes Man? Film keluaran tahun 2008 dan dibintangi oleh Jim Carrey ini adalah salah satu film yang sangat saya suka. Film nya sendiri sih kurang seru, kurang greget, dan saya emang bukan penggemar dari Jim Carrey karena menurut saya mukanya agak aneh dan senyumnya kelewat lebar. Dan menurut saya Zooey Deschannel terlalu cakep jadi lawan main Jim di film ini, hehe. Tapi aya suka film Yes Man karena moral ceritanya: to be open to all opportunities, to grab the chances in life. To be dare to say yes.

Berbekal filosofi film Yes Man, saya menjawab Ya ketika di suatu Senin pagi, seorang teman (bukan teman akrab - faktanya hanya teman yang pernah beberapa kali satu kelas saat kuliah, dan kebetulan saya punya pin BBnya) BBM saya: "Farrah, mau bantu aku nggak? Aku butuh tambahan orang untuk presentasi di Pemkab Belitung Timur. Kalau mau, kita berangkat besok pagi."

Well, tanpa pikir panjang saya bilang: Oke.

Maka nggak sampai 24 jam kemudian, setelah malam packing yang heboh dan meliputi kacamata hitam yang tiba-tiba menghilang entah ke mana, pencarian lotion anti sinar matahari di supermarket, dan pembelian oleh-oleh kilat untuk saudara yang tinggal di Belitung, saya terbang ke negeri Laskar Pelangi.

Dari tiga hari yang saya rencanakan di sana, dua hari pertama fokus untuk presentasi teman saya itu. Kami tinggal di rumah temannya teman di Manggar, kota yang kita tahu ada di film Sang Pemimpi. Dua hari ini nggak ada yang bisa saya ceritakan karena memang nggak ke mana-mana. Baru di hari ketiga, kami sempat jalan-jalan. Cukup sedih, karena saya harus pulang di hari keempat.

Secara keseluruhan, Belitung adalah tempat yang indah. Lucu, bagaimana Andrea Hirata berhasil menyihir seluruh daerah Belitung dan sekitarnya begitu bangga dan lekat dengan identitas laskar Pelangi. Bahkan Pangkal Pinang, yang berada di luar pulau, menamakan diri sebagai Gerbang Laskar Pelangi.


Di luar gembar-gembor Laskar Pelangi yang kadang terasa cukup berlebih, Belitung, sekali lagi tetap merupakan tempat yang indah. Kota Tanjung Pandan adalah kota yang sepi, cukup lengkap, saya gumun banget nemu KFC di sini!, dan punya kerupuk ikan serta kemplang yang enak, hehe. Kota Manggar terkenal sebagai kota 1001 kedai kopi, lebih kecil dari Tanjung Pandan, setahu saya cuma ada satu lampu merah di sini dan itu pun mati. Saya sendiri nggak ke warung kopi karena isinya mas-mas semua. Keindahan pantainya tentu sudah nggak perlu dipertanyakan lagi. Sayang saya nggak punya cukup banyak waktu untuk menjelajah.

Berikut ada beberapa tips dan trik jika ada teman-teman yang berniat pergi ke sana:

1. Tentukan waktu yang tepat untuk berangkat. Kata saudara saya yang tinggal di sana satu tahun belakangan, pertengahan tahun adalah waktu terbaik karena anginnya tidak terlalu kencang, jadi kalau perjalanan antar pulau tidak terlalu horror. Orangtua saya ke Belitung bulan Februari dan konon naik kapal menuju pulau lumayan bikin deg2an karena angin yang kencang. Tiket Jogja-Tanjung Pandan nggak terlalu mahal juga, lho. Kemarin saya dapat harga 540 ribu, dan tentu itu bisa lebih murah, karena saya beli untuk penerbangan hari Jumat dan belinya H-1.


2. Kalau bisa pergi beramai-ramai, menurut saya idealnya 5/6 orang. Tidak ada angkutan umum seperti bis di Belitung, jadi cara termudah untuk turis berkeliling adalah dengan menggunakan mobil sewaan. Karena kebanyakan mobil yang digunakan adalah Avanza atau Xenia atau Innova, maka hemat saya lebih praktis dan hemat pergi ramai-ramai.

3. Sebelum berangkat, luangkan waktu untuk re-read atau re-watch Laskar Pelangi. Ini saran bodoh sih, karena saya punya memori lemah, jadi kemarin ketika kami telusur jejak laskar Pelangi, saya bengong waktu teman saya cerita, "ini patung yang muncul waktu awal film!", atau "ini tempat syuting waktu festival!" Menurut saya jadi kurang seru karena saya lupa adegan-adegan film nya, haha. Teman-teman saya juga sibuk mendiskusikan 'ini-tempat-si-A-ketemu-si-B' dan saya lupa, haha. Btw, tempat yang harus dikunjungi adalah bangunan SD di Gantung. Walaupun bukan bangunan aslinya, menurut saya tempatnya cantik sekali.



4. Bersiap untuk menikmati pemandangan bawah laut di Pantai-Pantai Belitung Timur. Konon, kabupaten Belitung yang sebelah barat lebih unggul karena punya pantai cantik dengan bebatuan khas (paling bagus adalah pantai Tanjung Tinggi, tempat syuting Laskar Pelangi), sedangkan kabupaten Belitung Timur menang dalam pemandangan bawah laut. Damn, saya ga punya waktu dan saya pergi dengan teman yang nggak bisa berenang.


Sekiranya itu dulu cerita saya tentang liburan Belitung yang singkat dan menyenangkan. Haha maaf ya kalo boring atau pun bikin sirik. Ohya biar lebih sirik, saya kasih tau yaa, saya ke sana totally free dan cuman keluar duit untuk beli oleh-oleh (empek-empek, kerupuk, dan kemplang) dan untuk airport tax bandara di Tanjung Pandan (which is IDR 11.000!!! whoa!)

Hope you enjoy my story! cups! (Maaf ya, foto2nya foto narsis semua).

Tuesday, May 10, 2011

The White Tiger

'Impian orang kaya dan impian orang miskin - tidak tumpang tindih, kan?
Begini, seumur hidup mereka, orang miskin bermimpi punya cukup makanan dan kelihatan seperti orang kaya. Lalu, apa yang diimpikan orang kaya?
Menurunkan berat badan dan kelihatan seperti orang miskin.'

Adalah kegembiraan yang luar biasa ketika saya berjalan-jalan ke Galeria Mall bersama pacar, menilik sebentar ke sebuah toko buku, dan menemukan buku ini berada di bawah label diskon 50%. Sudah lama saya pingin baca buku ini. Alasannya sederhana. Cover dan judulnya yang lucu, resensi dan review yang menarik, dan fakta bahwa ini adalah novel dari India, salah satu negara yang tradisinya paling saya sukai.

Saya tamatkan novel yang lumayan tipis dan tidak terlalu berat dibaca ini di kereta Taksaka, dalam perjalanan dari Jakarta untuk merajut masa depan, pulang ke Jogja. Enjoy my review!

Balram Halwai, seorang entrepreneur sukses di Bangalore, India bagian selatan, menulis surat selama tujuh malam ke Perdana Menteri China yang akan berkunjung ke India. Surat-surat ini lah, monolog panjang Balram yang penuh nada sarkasme dan berbalut humor gelap, yang kita baca di novel ini.

Balram menceritakan kepada sang Perdana Menteri riwayat hidupnya. Bagaimana pada awalnya, dia adalah seorang lugu yang bodoh dari daerah Kegelapan, daerah India yang kumuh, miskin, dan bagaikan bumi dan langit dengan India yang kita kenal lewat film Sahrukan atau para finalis Miss Universe yang berbodi semlohai itu. Balram yang putus sekolah besar dengan mental pembantu, dan menganggap pekerjaan yang ia dapat kemudian, sebagai supir dari keluarga kaya raya pengusaha batu bara, adalah suatu pekerjaan terhormat dan prestasi yang membanggakan seluruh keluarganya.

Balram bercerita tentang majikannya, Mr. Ashok, yang berbeda dari tipikal orang kaya India lainnya. Mr. Ashok masih memanusiakan para budak, berpikiran maju, masih memiliki hati nurani untuk menentang korupsi dan suap yang ketika itu sudah menjadi sistem. Kita akan sama-sama melihat bagaimana kehidupan kota, khususnya nanti New Delhi, membuat kedua tokoh protagonis ini berubah. Yang tadinya baik menjadi, well, tidak terlalu baik. Balram yang tadinya bersikap seperti Hanuman sang pelayang setia, pada akhirnya menggorok leher Mr. Ashok dan menjadi buronan yang dicari para polisi, dan kemudian, oleh proses yang tidak seberapa detail, menjadi entrepreneur sukses yang berkuasa.

Balram memberi tahu si perdana menteri tentang kebobrokan negeri India, sebagian besar karena korupsi, yang well, memang ekstrim, tapi sebetulnya sudah tidak asing kalau kita translasikan ke negeri ini. Pihak yang kaya semakin buncit, pihak yang miskin semakin tergencet. Balram menceritakan tentang bagaimana uang bertindak sebagai penguasa dunia, kesenjangan sosial, dan lingkaran setan kemiskinan. Ia juga menyelipkan beberapa humor, sentilan sentimen terhadap kaum muslim, dan sedikit tentang pelajaran menjadi entrepreneur dan bisnis outsourcing.

Saya pribadi merekomendasikan buku ini untuk dibaca. Lumayan lah sebagai selingan, daripada baca chicklit atau diktat kuliah melulu, walaupun agak membingungkan di beberapa tempat. Saya pribadi menganggap alasan Balram curhat kepada si perdana menteri agak tidak relevan. Well, tak ada gading yang tak retak, but still hope you will enjoy this book as much as i do.

Thursday, May 5, 2011

Albie dan Musik Favoritnya.


Albie adalah nama keponakan saya. Umurnya tiga tahun, hobinya main mobil, lihat video Thomas and Friends, dan joget.

Artis favorit Albie adalah Sm*sh. Pernah suatu hari, kami pergi ke mall, makan di foodcourt, dan Albie bertingkah rewel. Ditanya, mau apa? Dia bilang, mau ce-mes. Sama papanya langsung diputarkan video Sm*sh dari HP, dan keponakan saya langsung joget-joget sendirian dengan gaya si artis kesayangan. Ketika iklan so nice muncul, Albie pun bersorak girang dan berteriak ngga jelas mengikuti lagu, "Ooo-yaa. Sm*sh suka makan soo nice.." Krik. Mamanya Albie, mengikuti kesukaan anaknya, pun memfollow @smashblast di twitter. Tantenya Albie geleng-geleng saja.

Selain Sm*sh, Albie juga menyukai beberapa lagu lain. 7icons dengan gak.. gak.. gak.. kuat-nya yang dahsyat. Pussycatdolls dengan Jaiho. Belakangan, Albie juga menyukai lagu Chaiya Chaiya. Suatu sore saya sedang duduk membaca majalah dan si adik bernyanyi dengan nggremeng nggak jelas, "ee chaya chaya uwee e chaya chayaa." tangannya ditekuk di depan dada, lalu digerakkan keluar dengan hebohnya.

Belakangan, saya yang tadinya suka menghina-dina Sm*sh dan 7icons lama-lama jadi doyan juga. Haha, di kepala saya, mereka grup musik yang lagunya cocok untuk anak-anak menyanyi dan menari. Easy listening, mudah dihafal, bisa dipakai untuk jejingkrakan. Tidak ada salahnya, ya kan? Secara sekarang era penyanyi anak-anak dengan lagu anak-anak yang ringan dan bercerita tentang cita-cita, mama yang marah, atau tentang obok-obokan sudah susah ditemui, mereka bertindak sebagai pengganti yang bagus. Lagunya relatif nggak vulgar, dan klipnya cenderung menari bahagia ceria seperti lagu anak-anak. What's not to love?

Melalui Albie, saya belajar untuk tidak terlalu membenci sesuatu. Terkadang hal-hal yang kita ejek, kita hina, kita cela, adalah sesuatu yang baik apabila dilihat dari sisi yang lain :3 Sorry for oh so random post.

Sunday, April 17, 2011

Doa Ibunda :')


Saya rasa, hubungan saya dengan Mama saya adalah hubungan frenemy. Mungkin banyak juga ibu-anak yang juga mengalami hubungan seperti ini. Sering berantem, sering ribut, tapi di balik itu semua, undeniably saling menyayangi.

Tumbuh besar dengan tontonan Gilmore Girls, saya selalu mengharap ibunda seperti Lauren Graham (Lorelai). Cantik dan slim, gaul, bisa diajak ngegosipin cowok. Mama saya nggak exactly seperti itu. Mama saya kadang-kadang bersikap konservatif, suka ribut dengan pilihan teman saya, dan kecintaan beliau pada kerapihan serta hal-hal yang berkaitan dengan rumah tangga terkadang membuat saya kelimpungan. Tapi Mama saya juga adalah salah satu orang paling optimis, penuh semangat, dan penuh dukungan yang saya kenal.

Minggu ini saya akan ujian skripsi yang akan menentukan nasib saya, apakah bulan ini sudah bisa menyandang gelar sarjana ekonomi atau belum. Kemungkinannya 50:50. Saya aja masih dag-dig-dug duer takut ngga lulus. Mama saya, sudah semangat beli kain kebaya, pesan salon, dan merencanakan menu yang bakal dimasak untuk perayaan kelulusan nanti. Keoptimisan mama saya tadinya terasa seperti beban, tapi lama-lama, itu menular.

Ini sms mama saya waktu jadwal sidang saya sudah keluar:

"Wow. Alhamdulillah doa mam tulus ikhlas selalu.. semangat! optimis! maju membara! percaya diri! tegar! tenang! santun! lembut! wangi! tanpa ketombe!"

Ya, ya, ya. Sekarang teman-teman tahu dari mana kelebayan saya berasal.

Anyway, tolong doakan saya juga ya, teman-teman. Tolong tularkan semangat dan optimisme nya, dan saya akan berusaha sekuat yang saya bisa :)

Sunday, April 3, 2011

Sunday Crush

Saya terkejut ketika secara kebetulan menemukan ada yang me-mash up lagu Grenade dan Fireworks. Whoot! Two of my favorite songs in a mash up, and he sang it good? Saya kenal dengan Sam Tsui (cieeh, kenal?), oke ralat, saya tahu Sam Tsui sudah agak lama, tapi sejak menemukan mash up Grenade dan Fireworks, saya benar-benar terpesona.



I just love everything about him; suaranya, pemilihan lagu-lagu yang dia cover, ekspresinya yang heboh ketika menyanyi, gayanya yang all out seperti ketika dia pakai kacamata hitam di lagu DJ Got Us Falling in Love, bajunya yang lucu-lucu (apa sih) dan fakta bahwa dia saat ini sekolah di Yale (!!!! OMG.) Satu-satunya yang tidak saya suka dari dia adalah lobang hidungnya yang menurut saya besar. Oh, dan fakta bahwa dia kelahiran tahun 1989. Oh, dan kadang-kadang videonya yang bergaya cloning bikin saya ngeri seperti melihat setan.

Kesukaan saya yang lain adalah King of Anything (Sara Bareilles).

Wednesday, March 30, 2011

enam bulan

Beberapa hari yang lalu, saya dan si pacar merayakan hari jadi kami yang ke-6 bulan. Bahasa kerennya, 6th monthlyversary. Kata anak gaul jaman sekarang, monthlyversary adalah turunan dari anniversary. Saya sendiri ragu apakah istilah itu benar-benar ada.

Saya dan pacar bukanlah pasangan yang merayakan hari jadi dengan makan malam berhias lilin sambil membisikkan kata-kata cinta, atau sekedar bertukar hadiah yang dibungkus manis dengan kertas merah jambu. Nyatanya, saya dan si pacar merayakan hari ini hanya dengan makan siang di rumah makan bebek goreng. Romantis-manis-fantastis memang bukan gaya kami. Tukar-tukaran kado juga bukan, lebih karena saya dan si pacar sama-sama sering nggak punya uang (hiks).

Entah kenapa, di suatu malam menjelang hari enam bulanan, ketika itu saya sedang pusing ngerjain skripsi, saya melihat selembar kertas hvs dan sebuah spidol hitam. Iseng, saya membuat ini:Idenya sederhana. Dulu saya suka ndengerin kuis You Know Me So Well di Swaragama (radio), sebuah kuis untuk menguji seberapa jauh kita mengenal pasangan. Berbekal semangat you know me so well membara, saya membuat semacam TTS a la Bobo (isi setiap pertanyaan, dan temukan kalimat rahasia di kotak yang bergaris tebal) untuk menguji pengetahuan si pacar tentang saya. Iyes, norak memang nama tengah saya.

Si pacar agak syok waktu saya memberikan kertas lecek ini ke dia di rumah makan bebek goreng. Mungkin surprise manis memang tidak cocok diberikan di sebelah kulit bebek asin berminyak yang luarbiasa berlemak (tapi enak). Katanya, iya, nanti setelah ada waktu, bakal dia isi.

Besoknya, dia sms saya:
"Aku sudah isi TTSnya. Kamu ada yang salah,"
Saya heran. Salah? Salah apa?
"Harusnya kamu kasih bulan depan," sms si pacar lagi.

Dan DEENG. Saya ingat. Jadi rencana awalnya adalah 22 pertanyaan yang akan membentuk kalimat: happy 6th monthlyversary. Sederhana. Sweet. Saya ingat memutar otak untuk mencari pertanyaan yang jawabannya ada angka 6-nya. Akhirnya, saya berpikir, nomor handphone paling mudah digunakan. Kebetulan nomor handphone saya im3, jadi bisa pakai 6 dalam 0856. Dan saya tulislah pertanyaannya dengan semangat '45.

Dan sms si pacar membuat saya ingat, nomor handphone saya im3, tapi kan kepalanya 0857. Jadi, instead of membuat kalimat happy 6th monthlyversary, surprise tts saya yang indah dan seperti masterpiece itu terbaca happy 7th monthlyversary. hoyaoloh. *jedog2in kepala*

Si pacar nggak henti-hentinya ngejekin saya karena nggak hafal nomor hp sendiri. Untung dia menganggap kebodohan saya itu sebagai bentuk optimisme bahwa kami akan survive paling tidak hingga bulan ketujuh. Whatever. Saya merasa konyol.

But anyway, happy 6th monthlyversary, dear. Don't you think it's such a nice journey we've been through together?

Saturday, March 19, 2011

Abang Bruno


Beberapa waktu lalu, kelihatannya lingkungan saya sedang sangat demam Bruno Mars. Mendadak lagu Just the Way You Are dinyanyikan di mana-mana. Didendangkan dengan sumbang, dibesarkan ketika muncul di radio, dipesan di ruang karaoke. Mendadak teman-teman wanita saya menerawang dan bermimpi sang pria idaman berlutut dan menyanyi untuk mereka: kos yor emeeeziiing jas de weee yu aaar!

Saya sendiri awalnya kurang suka Bruno Mars. Pertama, karena namanya entah kenapa mengingatkan saya akan anjing. Bruno, guk guk guk, kemari, guk guk guk. Euh, itu Heli. Ya gitu deh, terlebih karena aslinya si abang Bruno ini namanya Peter, haha. Kedua, karena wajah si abang Bruno ini menurut saya kok njawani. Yah, konon doi kan orang Hawaii. Kayaknya tampang-tampang Hawaii memang nggak terlalu mbule-ni. Dan alasan utama adalah karena lagu Just the Way You Are itu menurut saya gombal abis. Rasanya tidak ada laki-laki normal yang bisa menyanyi lagu itu dengan tulus dan sungguh-sungguh, kecuali pacarnya adalah Dian Sastro atau Angelina Jolie. Saya pribadi sih nggak berharap si pacar suatu hari bakal melempar batu di jendela kamar dan menggenjreng gitar dengan romantis di depan jendela menyanyi lagu itu. Terlebih karena tadi, ketika saya nyeletuk, "Eh, kamu tahu Bruno Mars nggak sih?", si pacar menjawab dengan pandainya, "Tau lah! Yang yu-ar yu-ar itu kan?" ZZZ. si pacar memang supergaul, anak nongkrong em-ti-vi.


Lihat, kaya orang Jawa ya? Pic was taken from here

Tapi setelah mendengarkan album Doo-Woops & Hooligans, wow saya berubah pikiran dan mendadak jadi suka sama si Abang Bruno. Menurut saya seluruh lagu di album ini enak didengar dan easy listening, cocok didengarkan sambil didendangkan riang ketika ngerjain skripsi. Anggapan saya tentang si Bruno sebagai abang tukang gombal sedikit luntur karena lagu Count on Me yang saya rasa bagus sekali didedikasikan untuk sahabat tercinta, dan lagu the Lazy Song yang hampir ingin saya nyanyikan setiap pagi: Today I don't feel like doing anything, I just wanna lay in my bed... Kesukaan saya pada si Bang Bruno bertambah ketika saya karaoke di Inul Vista dan mendapat skor 98 ketika nyanyi Marry You, mwahahaha. Lagu Marry You sendiri lucu sekali menurut saya, walau saya lebih suka ketika dibawakan Glee, karena ada nari-narinya (alasan gak mutu).

Tapi favorit saya di seluruh album abang Bruno? Jawabannya Grenade. Adakah yang belum tahu apa arti grenade? Mudah, grened - grenet - granat. Awalnya saya ngga suka lagu ini, apalagi videoklipnya yang menurut saya kurang kerjaan gotong-gotong piano. Saya mulai suka ketika lagu ini dibawakan di Group Round Hollywood Week American Idol. Lama-lama saya cermatin liriknya ngenes sekali, dan khas abang Bruno, sedikit lebay.

Ini video-nya:


Iseng-iseng saya ingin men-translate lirik Grenade ke dalam Bahasa Jawa (ya, ya, saya lagi boring garap skripsi nih.)

Granat

Gampang le teko, gampang le lungo, yo ngono kae kowe uripe
Njupuk, njupuk kabeh tok, tur ora tau ngekeki
Kudune aku ngerti nek kowe ki mung masalah ket aku ngambung koe sing kapisan
Mripatmu kok mbukak, ngopo e kok mripat mu mbukak?

Takkekke kabeh sing tak duweni, tur mbok uncalke neng sampah
Mbok uncalke neng sampah, ya to?
Ngekeki aku tresnomu, iku wae sik tak jaluk
Soale kowe ra ngerti nek..

Aku iki bakal nangkep granat kanggo kowe
Nguncalke tanganku neng peso kanggo kowe
Aku iki bakal mlumpat nang ngarepe sepur kanggo kowe
Kowe ngerti, opo wae bakal tak lakoni kanggo kowe..

Sudah ah, capek. Lagian kayaknya bahasa Jawa saya juga nggak bener deh, hahaha.

Sejujurnya, post ini awalnya ditujukan untuk membuat review musik. Tapi kok jadinya malah begini? Mungkin karena saya lagi pusing. Ya, ya, sudah lah. Mungkin setelah baca post ini ada yang mau ngasih saya tiket Bruno Mars yang konon sudah sold out itu?

Selamat datang ya nanti, bang Bruno. Kapan main ke Jogja?

Wednesday, March 16, 2011

Quick Post.

Selamat ulang tahun, Oom Jicky.
Selamat memasuki masa pensiun.
Semoga tahun ini saya benar-benar bisa membuat Papa bangga :)

Friday, January 28, 2011

Jeng-Jeng Photoshoot

Suatu ketika, seorang sahabat saya bernama Ticex (a.k.a. Istyakara) mengirim private message via facebook. Foto-foto, yuk!, katanya. Dikirimkannya juga link blog hijabers community, rupanya sedang diadakan semacam kontes foto The Colors of Sisterhood. Si Ticex ini memang salah satu teman saya yang paling gaul, stylish, serta melek fashion. Kerjaannya saja setiap hari kalau nggak kuliah adalah jualan tas. You guys check her lookbook here.

Jadi lah saya dan teman-teman SMA yang biasa disebut Jeng-Jeng, berfoto bersama di Gedung Pusat UGM. Sempat dipandang nyinyir oleh para satpam dan saya sempat sembunyi-sembunyi ketika seorang dosen saya, yang juga atasan saya di proyek kampus, lewat. Oh eh oh, jadi model tidak semenyenangkan yang terlihat di America's Next Top Model.

Singkat cerita, walaupun hanya berhasil sampai ke 2nd round dan tidak menang, saya dan jeng-jeng lain cukup senang. Semata-mata karena foto kami sudah nampang, dan kami punya stock lumayan banyak untuk ganti profile picture facebook.

Kontes hijabers community ini juga membuat saya senang bukan main. Saya sudah pakai jilbab sejak SD. Ketika itu, alasannya sederhana. SD saya Muhammadiyah, dan ibu serta kakak saya juga memakai jilbab. Karena itu pakai jilbab sudah menjadi bagian diri saya, tidak pernah terlalu saya pikirkan, sama rasanya seperti memakai kawat gigi, misalnya.

Lately, entah kenapa saya merasa ada sebuah trend yang cukup emerge di kalangan teman-teman saya. Menjadi stylish hijabers. Pemantiknya tentu saja adalah growing-nya fashion blog berjilbab, seperti Hijab Scarf, Dian Pelangi, Ghaida Tsurraya, Wulan, dan masih banyak lagi. Subhanallah, those young women really know how to dress up, properly, in such pretty ways. Harus diakui saya menghabiskan banyak malam saya di depan laptop, got aah-ed and ooh-ed, just seeing their pictures.

Rupanya banyak, oke, ulangi: banyaaaak, teman-teman saya yang juga rajin ngapel di hijabers fashion blogs, walau kebanyakan hanya silent readers. Dan benar, lho, sungguh terlihat bedanya di kampus. Semakin banyak yang pakai jilbab, semakin banyak yang berani berkespresi. Sayangnya kelihatannya banyak yang masih jadi korban-kemakan-trend saja, tapi hal itu nggak bisa disalahkan, toh semua adalah proses belajar. Para ustadzah, guru TPA, guru agama sekolah tentu nggak akan menyangka kalau cara mendorong para anak perempuan untuk memakai jilbab adalah dengan menyuruh mereka blogwalking dan main internet :)

Ah, sayangnya being stylish isn't my thingy. I love dressing up, tapi memang I'm not bold yet fierce enough. I'm a bit conservative, Masih malu-malu kucing kalau pakai baju aneh-aneh, hihihi. Lagian si pacar suka ribut kalau saya pakai baju aneh-aneh. Jadi, no, blog ini akan stay menjadi blog gado-gado dan kelihatannya nggak akan ikutan jadi fashion blog, hehe.

But feel free to enjoy some of our shoots here (bukan foto2 yang diikutin kontes):


Dhani, Dian, Mirah, me, Ticex

moi

Monday, January 17, 2011

DZT, it's for you!

Tampaknya sudah bertahun-tahun saya tidak menyentuh blog ini. Malang sekali. Kalau blog ini adalah manusia, tentu dia sudah sekarat.

Yang paling membuat terharu adalah, walaupun blog saya vakum berbulan-bulan lamanya, masih ada yang dengan baik hati memberi saya award. Dia seorang mbak cantik berblog ciamik bernama dzt. Dan, heei, it was Stylish Blogger award. Whoot, dear dzt, are you serious or losing ur mind? Me? Stylish? You gotta be kidding.

Terimakasih, terimakasih, dear *terharu*. Baru tadi pagi saya lihat Jane Lynch menerima award di Golden Globe, maka tampaknya hari ini adalah saat yang tepat untuk menulis post ini.


accepting this award, i am asked to do the following: 1. thank and link to the person who awarded me this award. 2. share 8 things about myself. 3. pay it forward to 8 bloggers that i have recently discovered. 4. contact those blogger and tell them about their awards

Here's 8 (random, unimportant things) about myself, that maybe you don't know yet.

1. I hate durian. Saya belum dapat esensi dari menyukai sesuatu berbentuk aneh yang apabila dilempar bisa melukai manusia, berbau menyengat, dan berisi sesuatu berwarna kuning aneh dan mengandung banyak kolesterol. Ditambah harganya mahal. Serius, apa sih bagusnya? Terutama peribahasa bagai tertimpa durian runtuh yang berarti mendapat rezeki. Bisakah Anda bayangkan tertimpa durian runtuh? Anda akan masuk rumah sakit.

2. Saya sedikit kurang suka eskalator. Saya selalu lama naik dan turun eskalator. Selalu teringat-ingat adegan Final Destination ketika si cewek tali sepatunya kesangkut di eskalator lalu berakhir dengan dia meninggal secara mengenaskan.

3. Mendapat nama panggilan Fufi sejak SD. Entah mengapa. Hingga sekarang, kebanyakan teman saya merasa aneh kalau harus memanggil nama asli saya, Farrah. Entah mengapa.

4. Padahal Farrah itu, artinya orang yang menggembirakan. Atau bisa juga berarti cantik. *tersipu-sipu*

5. Nama asli saya ini membuat saya sedikit mengidolakan Farah Quinn. Semata-mata karena saya merasa ada ikatan di antara kami berdua karena nama yang sama. *dilempar panci tupperware*

6. Sangat menyukai televisi. Dan serial tivi (alasan saya jarang blogging adalah karena saya terlalu sibuk menonton televisi). Serial tivi favorit saya sekarang ini adalah Modern Family. Dan Glee. Ya, ya. Selera saya sangat mainstream.

7. Sedang merindukan seorang laki-laki. Namanya Albie Ravindra Fahd *eeyaa* *ihiiirr*. Woots, easy, people. Dia keponakan saya yang umurnya 2.5 tahun.

8. I'm currently working on my thesis, in the hope of being graduate on May. Ayo, satu, dua, tiga, doakan saya!

Award ini akan saya teruskan ke... *no idea*
Okay, everyone, feel free to get it, nyahahaha.

Ah, come back post yang sangat alay. Sigh.
.