Sunday, June 12, 2011

Pingin eksis?

Sejak masih kecil, ada sebagian diri saya yang selalu merindukan eksistensi, pingin terkenal, pingin nampang. Itu lah kenapa dulu, sebelum tahu bahwa saya nggak berbakat olahraga - terutama olahraga berbola -, saya kepingin pintar main bulutangkis, semata-mata karena jaman saya kecil adalah masa-masa kebanggaan perbulutangkisan kita, para atlet ditonton dan dipuja di tv. Saya juga dulu pingin bisa nyanyi, supaya eksis dan nampang seperti Maisy dan Cindy Cenora, bisa dilihat orang banyak. Sekali lagi, terhalang oleh bakat yang minimal di bidang tarik suara.

Beranjak besar, keinginan untuk eksis dan nampang terkadang masih sering ada. Dan suatu hari, saya mengalami yang kata orang katakan sebagai: be careful of what you wish for.

Bayangkan betapa kagetnya saya waktu suatu hari sedang naik motor, melewati D3 Ekonomi UGM, dan melihat ini:
Jaw dropped. OMG.
Ada muka saya besar, sedang pegang toak. Perlu ditambahkan, saya nggak sedang dalam pose cantik dan menjual, faktanya kan waktu itu saya lagi bintitaaaaan, huks huks. Tapi intinya, ada muka saya besar, di spanduk besar di pinggir jalan. Tiba-tiba saya pingin tenggelam.

Grebeg Kewirausahaan, acara yang saya "iklankan" di spanduk ini adalah tugas akhir kelas Kewirausahaan di kampus saya, yang biasanya diadakan bareng kelas D3. Saya ikut kelas ini dua semester lalu, dan itu adalah foto saya waktu lagi asik berdagang puding tempe di acara itu, bisa dibaca di sini.

Besoknya, bu kostnya pacar saya tanya, "Eh itu mbak Farrah ya yang ada di spanduk D3 ekonomi?". Pacar saya ngejekin saya dengan sebutan artis spanduk. Katanya, "Eh kamu jangan tidur malem2. kan harus fresh supaya besok bisa bagi-bagi tanda tangan artis spanduk." Teman-teman pada heboh komentar aja, di twitter dan kalau ketemu langsung. Kata salah satu temen saya Ian, "Eh, udah liat belum foto nude nya Blake Lively? Masih kalah fierce sih sama foto spanduk D3, tapi hot juga lho.." *jedog2 kepala*

Oh, menjadi eksis itu tidak semenyenangkan itu, kawan.

Sunday, June 5, 2011

Mendadak Belitung

Ada yang masih ingat film Yes Man? Film keluaran tahun 2008 dan dibintangi oleh Jim Carrey ini adalah salah satu film yang sangat saya suka. Film nya sendiri sih kurang seru, kurang greget, dan saya emang bukan penggemar dari Jim Carrey karena menurut saya mukanya agak aneh dan senyumnya kelewat lebar. Dan menurut saya Zooey Deschannel terlalu cakep jadi lawan main Jim di film ini, hehe. Tapi aya suka film Yes Man karena moral ceritanya: to be open to all opportunities, to grab the chances in life. To be dare to say yes.

Berbekal filosofi film Yes Man, saya menjawab Ya ketika di suatu Senin pagi, seorang teman (bukan teman akrab - faktanya hanya teman yang pernah beberapa kali satu kelas saat kuliah, dan kebetulan saya punya pin BBnya) BBM saya: "Farrah, mau bantu aku nggak? Aku butuh tambahan orang untuk presentasi di Pemkab Belitung Timur. Kalau mau, kita berangkat besok pagi."

Well, tanpa pikir panjang saya bilang: Oke.

Maka nggak sampai 24 jam kemudian, setelah malam packing yang heboh dan meliputi kacamata hitam yang tiba-tiba menghilang entah ke mana, pencarian lotion anti sinar matahari di supermarket, dan pembelian oleh-oleh kilat untuk saudara yang tinggal di Belitung, saya terbang ke negeri Laskar Pelangi.

Dari tiga hari yang saya rencanakan di sana, dua hari pertama fokus untuk presentasi teman saya itu. Kami tinggal di rumah temannya teman di Manggar, kota yang kita tahu ada di film Sang Pemimpi. Dua hari ini nggak ada yang bisa saya ceritakan karena memang nggak ke mana-mana. Baru di hari ketiga, kami sempat jalan-jalan. Cukup sedih, karena saya harus pulang di hari keempat.

Secara keseluruhan, Belitung adalah tempat yang indah. Lucu, bagaimana Andrea Hirata berhasil menyihir seluruh daerah Belitung dan sekitarnya begitu bangga dan lekat dengan identitas laskar Pelangi. Bahkan Pangkal Pinang, yang berada di luar pulau, menamakan diri sebagai Gerbang Laskar Pelangi.


Di luar gembar-gembor Laskar Pelangi yang kadang terasa cukup berlebih, Belitung, sekali lagi tetap merupakan tempat yang indah. Kota Tanjung Pandan adalah kota yang sepi, cukup lengkap, saya gumun banget nemu KFC di sini!, dan punya kerupuk ikan serta kemplang yang enak, hehe. Kota Manggar terkenal sebagai kota 1001 kedai kopi, lebih kecil dari Tanjung Pandan, setahu saya cuma ada satu lampu merah di sini dan itu pun mati. Saya sendiri nggak ke warung kopi karena isinya mas-mas semua. Keindahan pantainya tentu sudah nggak perlu dipertanyakan lagi. Sayang saya nggak punya cukup banyak waktu untuk menjelajah.

Berikut ada beberapa tips dan trik jika ada teman-teman yang berniat pergi ke sana:

1. Tentukan waktu yang tepat untuk berangkat. Kata saudara saya yang tinggal di sana satu tahun belakangan, pertengahan tahun adalah waktu terbaik karena anginnya tidak terlalu kencang, jadi kalau perjalanan antar pulau tidak terlalu horror. Orangtua saya ke Belitung bulan Februari dan konon naik kapal menuju pulau lumayan bikin deg2an karena angin yang kencang. Tiket Jogja-Tanjung Pandan nggak terlalu mahal juga, lho. Kemarin saya dapat harga 540 ribu, dan tentu itu bisa lebih murah, karena saya beli untuk penerbangan hari Jumat dan belinya H-1.


2. Kalau bisa pergi beramai-ramai, menurut saya idealnya 5/6 orang. Tidak ada angkutan umum seperti bis di Belitung, jadi cara termudah untuk turis berkeliling adalah dengan menggunakan mobil sewaan. Karena kebanyakan mobil yang digunakan adalah Avanza atau Xenia atau Innova, maka hemat saya lebih praktis dan hemat pergi ramai-ramai.

3. Sebelum berangkat, luangkan waktu untuk re-read atau re-watch Laskar Pelangi. Ini saran bodoh sih, karena saya punya memori lemah, jadi kemarin ketika kami telusur jejak laskar Pelangi, saya bengong waktu teman saya cerita, "ini patung yang muncul waktu awal film!", atau "ini tempat syuting waktu festival!" Menurut saya jadi kurang seru karena saya lupa adegan-adegan film nya, haha. Teman-teman saya juga sibuk mendiskusikan 'ini-tempat-si-A-ketemu-si-B' dan saya lupa, haha. Btw, tempat yang harus dikunjungi adalah bangunan SD di Gantung. Walaupun bukan bangunan aslinya, menurut saya tempatnya cantik sekali.



4. Bersiap untuk menikmati pemandangan bawah laut di Pantai-Pantai Belitung Timur. Konon, kabupaten Belitung yang sebelah barat lebih unggul karena punya pantai cantik dengan bebatuan khas (paling bagus adalah pantai Tanjung Tinggi, tempat syuting Laskar Pelangi), sedangkan kabupaten Belitung Timur menang dalam pemandangan bawah laut. Damn, saya ga punya waktu dan saya pergi dengan teman yang nggak bisa berenang.


Sekiranya itu dulu cerita saya tentang liburan Belitung yang singkat dan menyenangkan. Haha maaf ya kalo boring atau pun bikin sirik. Ohya biar lebih sirik, saya kasih tau yaa, saya ke sana totally free dan cuman keluar duit untuk beli oleh-oleh (empek-empek, kerupuk, dan kemplang) dan untuk airport tax bandara di Tanjung Pandan (which is IDR 11.000!!! whoa!)

Hope you enjoy my story! cups! (Maaf ya, foto2nya foto narsis semua).