Suatu ketika, seorang sahabat saya bernama Ticex (a.k.a. Istyakara) mengirim private message via facebook. Foto-foto, yuk!, katanya. Dikirimkannya juga link blog hijabers community, rupanya sedang diadakan semacam kontes foto The Colors of Sisterhood. Si Ticex ini memang salah satu teman saya yang paling gaul, stylish, serta melek fashion. Kerjaannya saja setiap hari kalau nggak kuliah adalah jualan tas. You guys check her lookbook here.
Jadi lah saya dan teman-teman SMA yang biasa disebut Jeng-Jeng, berfoto bersama di Gedung Pusat UGM. Sempat dipandang nyinyir oleh para satpam dan saya sempat sembunyi-sembunyi ketika seorang dosen saya, yang juga atasan saya di proyek kampus, lewat. Oh eh oh, jadi model tidak semenyenangkan yang terlihat di America's Next Top Model.
Singkat cerita, walaupun hanya berhasil sampai ke 2nd round dan tidak menang, saya dan jeng-jeng lain cukup senang. Semata-mata karena foto kami sudah nampang, dan kami punya stock lumayan banyak untuk ganti profile picture facebook.
Kontes hijabers community ini juga membuat saya senang bukan main. Saya sudah pakai jilbab sejak SD. Ketika itu, alasannya sederhana. SD saya Muhammadiyah, dan ibu serta kakak saya juga memakai jilbab. Karena itu pakai jilbab sudah menjadi bagian diri saya, tidak pernah terlalu saya pikirkan, sama rasanya seperti memakai kawat gigi, misalnya.
Lately, entah kenapa saya merasa ada sebuah trend yang cukup emerge di kalangan teman-teman saya. Menjadi stylish hijabers. Pemantiknya tentu saja adalah growing-nya fashion blog berjilbab, seperti Hijab Scarf, Dian Pelangi, Ghaida Tsurraya, Wulan, dan masih banyak lagi. Subhanallah, those young women really know how to dress up, properly, in such pretty ways. Harus diakui saya menghabiskan banyak malam saya di depan laptop, got aah-ed and ooh-ed, just seeing their pictures.
Rupanya banyak, oke, ulangi: banyaaaak, teman-teman saya yang juga rajin ngapel di hijabers fashion blogs, walau kebanyakan hanya silent readers. Dan benar, lho, sungguh terlihat bedanya di kampus. Semakin banyak yang pakai jilbab, semakin banyak yang berani berkespresi. Sayangnya kelihatannya banyak yang masih jadi korban-kemakan-trend saja, tapi hal itu nggak bisa disalahkan, toh semua adalah proses belajar. Para ustadzah, guru TPA, guru agama sekolah tentu nggak akan menyangka kalau cara mendorong para anak perempuan untuk memakai jilbab adalah dengan menyuruh mereka blogwalking dan main internet :)
Ah, sayangnya being stylish isn't my thingy. I love dressing up, tapi memang I'm not bold yet fierce enough. I'm a bit conservative, Masih malu-malu kucing kalau pakai baju aneh-aneh, hihihi. Lagian si pacar suka ribut kalau saya pakai baju aneh-aneh. Jadi, no, blog ini akan stay menjadi blog gado-gado dan kelihatannya nggak akan ikutan jadi fashion blog, hehe.
But feel free to enjoy some of our shoots here (bukan foto2 yang diikutin kontes):
Friday, January 28, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
cantik fu :)
pakaiannya bagus loh..^^ jd inget di kampus dulu aku dibilg nyentrik krn belom adanya muslimah yg pakaiannya nyleneh :D tp jaman sekarang banyaaakkk dan story book blogku tetep jd campur2 jd label run way my way ku pindah, soalnya tia,wulan, ghaida dkk nyantumin story book sebagai fashion blogger hehe
Wah, kalo yang kaya ginian aku serahkan ke Ian aja deh! hahaha...
photoshoot ini aku kasi nama Indonesian Hijab next top model aja deh, atau The Sisterhood of Traveling Hijab, haha...
^
^
gak jelas :P
hahaha..sama fu..
aku termasuk silent reader sbenernya.. dan emang lebih suka aja ngeliat cewek2 yang kreatif pake jilbabnya..aku sndiri termasuk conservative dlm pake baju, cukup yang simple tp sweet aja:p hehe..
weee opo kui yg di link lookbook mbak e ko ayu tenan? wkwkwk..
asyeem itu ga usah dipublish2 doongg isin haha
Post a Comment