Pada dasarnya, saya dan teman2 adalah gadis-gadis yang sederhana. Kalau sedang makan di restoran, kami selalu melihat menu dari arah kanan, alias dari harganya dan bukan dari makanannya, haha. Kami menyenangi emperan dan kaki lima. tempat makan favorit kami adalah warung burjo. ya, kami memang bukan orang-orang gaul, haha :D
Makanya ketika Ticex tiba-tiba ngajak makan malam di Grand Quality Hotel, saya langsung 'GLEG. WHAT?'. Kata ticex, ada program diskon 50% dengan tambahan 10% kalau bawa KTM. Grand Quality kalau tidak salah berbintang empat, letaknya di jalan Solo dekat ringroad, dan dari luar aja sudah terlihat ohwow. waktu saya, ticex, dan dhani (they're my besties from highschool) sampe ke sana, kami udah jiper duluan masuk ke dalam hotel yang megah meriah dan keminclong di mana-mana.
Nama restorannya saya lupa. Yang jelas chinese food berisi dimsum. Usher yang menunggu di depan restoran menyapa kami yang terlihat auu' kebingungan dan mengiyakan pertanyaan kami yang tanpa tedeng aling aling, "Pak ini masih ada program diskon yang mahasiswa 60% itu?" ahhaa. kalo si bapak nggak mengiyakan mungkin kami langsung pulang. Si bapak tersenyum manis dan bilang, "Sudah mbak, nggak usah malu-malu.."
Kami duduk dengan canggung. selain kami, ada tiga rombongan yang mukanya saja sudah menjeritkan "hai aku sugih lho". Kami pesen dimsum dengan metode sedikit asal karena kami buta masakan china. pegang sumpit aja nggak jago.
Pesanan datang. Kami makan dengan gembira. saya lupa kami pesen apa aja karena banyak nama china yang bagi saya cuman terdengar seperti lim wa wong chi kyong dan sebagainya. Yang jelas ada semacam cakue yang gurih. semacam siomay dengan udang yang mantap. semacam udang berbentuk rambutan yang nikmat. semacam kulit tahu dengan saos yang enak (tapi kecil). semacam otak2 seafood yang enak. dan tiga puding mangga yang segar.
kata papa saya, saya nggak cocok sama sekali jadi jurnalis kuliner. alasannya, kata papa saya: "Kamu tu semua makanan dibilang enak."
hahahaa. saya memang doyan makan apa aja. kalo kata temen saya intan, kan, "gombal diuyahi wae mesti koe gelem fu." hhaa. nggak segitunya juga sih.
masa yang paling deg2an adalah masa pembayaran. mas2 pelayan disana tampaknya sudah mahfum kalau kami cuman tiga gadis sederhana pencinta diskonan. waktu kami mau pesan minum dan langsung terbengong-bengong lihat menunya (isinya semacam minuman-minuman keras berharga jutaan! dan jus2 berharga 20-an ribu dan HEY AIR MINERAL AJA 16 RIBU BAYANGKAAN!), sampai kami sempat berniat mengeluarkan aqua dari dalam tas aja, hahaha, mas nya pelayan langsung bilang: "Maaf mbak, di sini minumnya memang lebih mahal dari makanannya. mbak pesan chinese tea aja, cuman 5.000"
ahaha. mas-mas itu tahu sekali kalau kami gadis ngirit. kami mengiyakan. walau chinese tea tidak bisa dibilang enak (cuman teh bisa dalam teko cina, menurut saya, haha!) tapi lumayan lah. dan waktu bill diantar, wooooow, kami langsung berseri-seri gembira. habisnya 60.000 rupiah, sudah termasuk tax. rasanya lumayan sekali.
intinya: the food was great and the hotel itself was beautiful. we took some photos there (of course!). maafkan foto2 kami yang seadanya. pada dasarnya kami cuman banci foto, dan sama sekali tidak berjiwa fotografer. menurut kami, foto yang bagus adalah foto yang ada kami nya, dan foto yang jelek adalah foto yang enggak ada kami nya. that's why menurut kami self timer adalah ciptaan hebat yang mengubah dunia, hahaa. PLUS, ini cuman kamera handphone saya si OYEN. enjoy.
walaupun nggaya makan di hotel tapi tetep naek motor bebek hahahaMakanya ketika Ticex tiba-tiba ngajak makan malam di Grand Quality Hotel, saya langsung 'GLEG. WHAT?'. Kata ticex, ada program diskon 50% dengan tambahan 10% kalau bawa KTM. Grand Quality kalau tidak salah berbintang empat, letaknya di jalan Solo dekat ringroad, dan dari luar aja sudah terlihat ohwow. waktu saya, ticex, dan dhani (they're my besties from highschool) sampe ke sana, kami udah jiper duluan masuk ke dalam hotel yang megah meriah dan keminclong di mana-mana.
Nama restorannya saya lupa. Yang jelas chinese food berisi dimsum. Usher yang menunggu di depan restoran menyapa kami yang terlihat auu' kebingungan dan mengiyakan pertanyaan kami yang tanpa tedeng aling aling, "Pak ini masih ada program diskon yang mahasiswa 60% itu?" ahhaa. kalo si bapak nggak mengiyakan mungkin kami langsung pulang. Si bapak tersenyum manis dan bilang, "Sudah mbak, nggak usah malu-malu.."
Kami duduk dengan canggung. selain kami, ada tiga rombongan yang mukanya saja sudah menjeritkan "hai aku sugih lho". Kami pesen dimsum dengan metode sedikit asal karena kami buta masakan china. pegang sumpit aja nggak jago.
Pesanan datang. Kami makan dengan gembira. saya lupa kami pesen apa aja karena banyak nama china yang bagi saya cuman terdengar seperti lim wa wong chi kyong dan sebagainya. Yang jelas ada semacam cakue yang gurih. semacam siomay dengan udang yang mantap. semacam udang berbentuk rambutan yang nikmat. semacam kulit tahu dengan saos yang enak (tapi kecil). semacam otak2 seafood yang enak. dan tiga puding mangga yang segar.
kata papa saya, saya nggak cocok sama sekali jadi jurnalis kuliner. alasannya, kata papa saya: "Kamu tu semua makanan dibilang enak."
hahahaa. saya memang doyan makan apa aja. kalo kata temen saya intan, kan, "gombal diuyahi wae mesti koe gelem fu." hhaa. nggak segitunya juga sih.
masa yang paling deg2an adalah masa pembayaran. mas2 pelayan disana tampaknya sudah mahfum kalau kami cuman tiga gadis sederhana pencinta diskonan. waktu kami mau pesan minum dan langsung terbengong-bengong lihat menunya (isinya semacam minuman-minuman keras berharga jutaan! dan jus2 berharga 20-an ribu dan HEY AIR MINERAL AJA 16 RIBU BAYANGKAAN!), sampai kami sempat berniat mengeluarkan aqua dari dalam tas aja, hahaha, mas nya pelayan langsung bilang: "Maaf mbak, di sini minumnya memang lebih mahal dari makanannya. mbak pesan chinese tea aja, cuman 5.000"
ahaha. mas-mas itu tahu sekali kalau kami gadis ngirit. kami mengiyakan. walau chinese tea tidak bisa dibilang enak (cuman teh bisa dalam teko cina, menurut saya, haha!) tapi lumayan lah. dan waktu bill diantar, wooooow, kami langsung berseri-seri gembira. habisnya 60.000 rupiah, sudah termasuk tax. rasanya lumayan sekali.
intinya: the food was great and the hotel itself was beautiful. we took some photos there (of course!). maafkan foto2 kami yang seadanya. pada dasarnya kami cuman banci foto, dan sama sekali tidak berjiwa fotografer. menurut kami, foto yang bagus adalah foto yang ada kami nya, dan foto yang jelek adalah foto yang enggak ada kami nya. that's why menurut kami self timer adalah ciptaan hebat yang mengubah dunia, hahaa. PLUS, ini cuman kamera handphone saya si OYEN. enjoy.
more photos di facebook hihihi (pameeeer)
7 comments:
waaaww.. sounds greaattt.. ada diskonan gitu juga yaa. hha.
*udik saya ini
wkwkwk... petualangan mbak-mbak sederhana yang seru banget...
waw, saya sudah lama tak makan dimsum..
pertanyyaanya:
kenapa dimsum biasa dijual di restoran di hotel super gaol, padahal harganya jomplang banget dari dishes lainnya? padahal rasanya selangit...
wawaaaww, asik sekaliii disana mba fu..
huehe, rasanya pas makan deg2an ga menanti bill? mwehe..
kangen mba fu!
@ TYAS : ayo ayo coba kesana yaasss.. heheheh
@ navan : haha terimakasih. lebih seru petualangan ke bali sih, huhu.
@ wanwan : waduh g tau juga yaa wan, hahaa. ya dinikmati saja lah.
@ zy : MISS YOU TOO SWEETY! hehe iya deg2an bangetttt
ahahahhahaa..
hei fufi...
mmm masih ada tak diskonannya? mauuuu... hehe
masih inget aku ta? gaby.aksel. hehe
Post a Comment