lolita

Baru-baru ini saya baca novel tahun 1955 karya Vladimir Nabokov berjudul LOLITA.

novel ini kabarnya salah satu novel paling sensasional dan paling most talked about sepanjang dunia kesusasteraan dunia. saking sensasional dan fenomenalnya sampai difilmkan dua kali., walau sempat dapat larangan edar di Amerika Serikat. Lolita dinobatin oleh majalah Times sebagai satu di antara tiga novel paling berpengaruh di dunia dan dianggap Vanity Fair sebagai kisah cinta paling meyakinkan sepanjang jaman.

dari judul dan covernya tentu temen2 udah bisa bayangin novel ini tentang apa. Yap, mungkin pernah denger tentang lolita complex? orang2 yang punya orientsi seksual khusus sama anak2 kecil? iya gitu deh isi novelnya ini. tokoh utamanya si Humbert itu emang dari dulu cuman tertarik sama cewek2 usia belia (baca: sekitar 12an gitu deh). Inti novel ini sih nyeritain betapa terobsesinya dia sama seorang cewek muda bernama Dolores Haze. saking obsessed nya, si Humbert sampai rela nikahin mrs. Haze senior biar bisa deket2an terus sama anakanya.

Iuh, emang. sepanjang baca saya dibikin gilo sama detil2 yang cukup mengganggu hati dan jiwa. Gimana juga, siapa sih yang bakalan bisa enjoy ngebaca ada bapak2 yang gitu2an sama anak kecil umur 12 taun? sumpah, saya nggak abis pikir kenapa bisa ada orang kaya si Humbert ini. ini udah bukan lagi kelainan orientasi seksual, tapi udah seperti kelainan jiwa. jijik.

Makanya temen2 tentu bisa mengerti betapa kaget, malu, dan betenya saya waktu tahu kalau ada Humbert lain, yang tinggal di Indonesia, yang punya pondok pesantren segala, yang dengan bangganya diberi gelar syekh di depan namanya. Temen2 yang suka liat dan baca berita tentu udah tau dong yang saya omongin. Orang berjenggot yang baru aja nikahin anak umur 12 tahun dan kabarnya sekarang sedang berencana nikahin anak2 lain berumur 7-9 tahun. Sumpah frik banget. Perbedaan umur Susanna - Cliff waktu nikah (41-18) dulu jadi keliatan lumrah2 aja - at least mereka uda sama2 dewasa.

Dan orang ini, yang dengan bangganya mengaku melakukan fit n proper test buat calon2 istrinya (oh please) berlindung di balik ajaran agama. katanya al qur'an ga pernah ngelarang orang buat nikah dengan perempuan di bawah umur. oh please dong. agama jelas2 mengajak kita buat nikah dengan orang yang sekufu - setingkat - sepantar, sama derajatnya - nggak terlalu njomplang. lagi pula dimana ditaruh semua norma sosial dia? di balik jenggot?

argh, Indonesia. makin aneh saja.