Saya beli novel Dewi Lestari yang sudah begitu lama saya idam-idamkan ini sebagai hadiah untuk diri sendiri. Separuh adalah hadiah selamat karena sudah melewati ujian mid, separuh lagi hadiah hiburan karena terlewatinya dengan beberapa penyesalan, hahaha.
Perahu Kertas bercerita tentang Kugy. Seorang aneh, pemimpi yang ingin menjadi seorang pendongeng hebat, seorang yang terlihat cuek dan nggak peduli aturan tapi dalamnya juga sama seperti anak perempuan lainnya: sensitif, pemalu, perasa. Dan tentang Keenan. Seorang yang pintar, berprinsip, terlihat pendiam dan misterius namun sangat ekspresif di atas kanvas.
Ceritanya sederhana. Kugy dan Keenan bertemu di Bandung. Keduanya saling jatuh cinta, walaupun pertamanya sama seperti lagu Gita Gutawa : malu tapi mau, eh mau tapi malu, apa lah. Tapi tentu banyak halangan, banyak rintangan. Dibumbui masalah keluarga, cita-cita, persahabatan, dan juga masalah celah-celah antara mimpi dan realitas, membuat Kugy dan Keenan menemui jalan yang berliku. Sebetulnya saya sudah bisa menebak endingnya dari sejak lembar-lembar pertama, tapi ending itu hanya sebagian kecil dari sebuah cerita, jadi tidak mengurangi kenikmatan membaca buku ini.
I gave nine from ten for this book. I think it’s exquisite, beyond beautiful. Jauh, jauh lebih ringan daripada trilogy Supernova, tapi jelas lebih bermutu daripada chicklit dan teenlit yang menjamur dimana-mana. Awal-awalnya memang agak cheesy dan jokes-jokesnya agak garing slash maksa, tapi percaya deh, lama-lama Perahu Kertas akan menyeret dan menjerat kita semua untuk ikut terhanyut dalam cerita, untuk ikut merasa gemas sama Kugy, untuk ikut jatuh cinta pada Keenan. Dewi Lestari is a great story teller, dan itu fakta yang tidak usah lagi diperdebatkan. Tahu-tahu saya dapati buku Perahu Kertas saya nggak bisa tertutup lagi.
Jadi buat saya buku ini sangat recommended. Selain membuat saya jadi semakin bersemangat untuk ambil konsentrasi marketing (Kugy kerja di advertising gitu) buku ini membuat saya bermimpi. Saya sendiri merasa sedikit mirip dengan Kugy, di luar fakta bahwa Kugy makan segunung dan tetap mungil, serta bahwa Kugy kemana-mana pakai kaos buluk dan tetap terlihat cantik, sementara saya mau diet dan pakai apa juga masih keliatan gini-gini aja, haha. Tapi sama seperti Kugy, saya suka nulis, dan sama seperti Kugy, kalo naksir orang saya selalu malu-malu (in) hahaha.
Dan sosok Keenanmengingatkan saya sama seseorang, dan mungkin itu yang bikin saya sangat suka sama tokoh ini. Lagian siapa yang bakal enggak suka sama seseorang yang begitu berjiwa seni, begitu sayang keluarga walau keluarganya jauh dari sempurna, dan begitu bisa menerima semua keanehan seseorang? Oh ya, ganteng dan sugih juga masuk itungan, hihi. Sebagai orang yang sering dibilang aneh jelas saya kepingin ketemu seorang seperti Keenan yang bisa menanggapi keanehan seorang seperti Kugy dengan keanehan yang sama, hahahaha.
Jadi, selamat membaca.
5 comments:
aku lagi baca perahu kertas jugaa.
dua hari lalu baru belii hehehehe yang aku sms kamu itu loh 'fuu.
review-nya menyusul di blogkuu, klo aku niat tapii hehehehe.
Waa...aq juga udah baca. uda ngincer dari edisi digitalnya.
Aku nangis terharu, kasian si Luh De :'(
mmm... dewi lestari, yah? cuma pernah baca yang supernova sama supernova: akar...
sail your hope, fu!
dapat salam dari dewa neptunus fu!
hehe,katanya cek review perahukertas di blog dini juga ya :)) heaha
Post a Comment