KKN yang tadinya saya sambut dengan malas-malasan ternyata berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan. Tempat KKN saya pewe banget, rumahnya bagus kayak villa, makanannya terjamin, dan berkat rekan KKN saya yang bawa tv tuner, hiburan pun terjamin. Sehari-hari selain sibuk ngejalanin program, jam-jam kami diisi dengan ngemil, nongkrong di teras sambil liat kelap-kelip lampu kota dari teras pondokan (pemandangannya kaya di bukit bintang!), dan jalan-jalan di antara kebun-kebun apel di desa. asik!
rekan-rekan KKN saya juga asik-asik kalo ngga mau dibilang horeg. Ada yang mirip cut tari tapi dalam versi item, ada yang mirip cinca lawrah dalam versi muslimah, ada yang mirip duta s07 dalam versi bantul. saya sendiri mirip keira knightley. haha.
but the most exciting thing so far adalah berurusan dengan warga desa, terutama anak-anak kecil penuh semangat yang selalu teriak-teriak heboh tiap kami lewat. mereka selalu jejeritan : "mbak KKN! mas KKN!" sambil nyalamin dan nyiumin tangan kami. berasa artis.
anak-anak desa sini, memang banyak yang nakal. Ada yang pilek terus dan umbel nya ndlewer kemana-mana, dan suka dilapin ke barang-barang di pondokan, mulai dari handuk sampai boneka hiu yang saya pake buat gulingan. Ada yang sukanya pamer titit dan bukain pintu orang mandi. Ada yang ngasih saya surat isinya 'FARAH DAN ADI CINTA SEJATI SAMPAI MATI'.
Tapi they're just adorable. Mereka adalah yang paling semangat menerima kami, tiap abis magrib selalu kumpul dengan ribut di depan pondokan minta bimbingan belajar. tiap kata-kata kami selalu didengerin dengan semangat. Bahkan beberapa anak ketika disuruh tulis biodata menulis MAHASISWI KKN sebagai jawaban dari kolom cita-cita. bikin terharu.
Yang patut disayangkan adalah kesadaran pendidikan yang masih sangat minim di desa ini. Profesi orang tua yang rata-rata petani bikin mereka nggak concern sama sekolahan. buat apa jadi sarjana kalo toh kerja di kebon nanem apel aja udah bisa buat bikin rumah tingkat? buat apa sekolah kalo bisa bantu di kebon? mindsetnya kurang lebih seperti itu. Yang lebih bikin sedih lagi, profesi orang tua yang rata-rata petani bikin para orang tua jadi terlalu sibuk di pagi hari (buru-buru ke ladang) dan jatuhnya mereka kurang perhatian dengan anak mereka. Mau anak mereka bolos atau sekolah, mereka ngga tahu. Bahkan ada orang tua yang masih suka lupa anaknya itu kelas berapa.
Identifikasi masalah yang kami lakukan di desa bikin kami tergerak buat bikin perubahan. tapi waktu kami nggak nyampe dua bulan, apa iya bisa bikin revolusi? caranya masih kami cari tahu. so far kami berusaha sebisa mungkin; ngasih anak-anak lucu itu perhatian yg mungkin ga mereka dapet di rumah.
Well, segini dulu. koneksi internet luarbiasa lambretong! doakan upload foto berhasil hihihi. oya, this is Sabitha, one of the cutest kid i met here! isn't she lovely?
